24 C
id
  • Sign in / Join
  • Blog
  • Forums
Matanusa.net

Mega Menu

  • ×
  • News
  • Daerah
    • Sukabumi
    • Bogor
  • Nasional
    • Nasional
  • TNI & POLRI
    • TNI
    • POLRI
  • Pendidikan
    • Pendidikan
  • Kesehatan
    • Kesehatan
  • Lifestyle
    • Kuliner
    • Wisata
    • TIPS
  • Dunia
    • Dunia
  • Video
    • Video
  • Featured
    • Home - Beranda
    • Home - Post
    • Home - Label
    • Home - Eror 404
Matanusa.net
Telusuri
Beranda Karawang Peristiwa Sejarah Mengenang Sejarah, Wiwin Winara Putra Kapten Masrin Sang Penjaga Bung Karno Pernah Di Cicurug
Karawang Peristiwa Sejarah

Mengenang Sejarah, Wiwin Winara Putra Kapten Masrin Sang Penjaga Bung Karno Pernah Di Cicurug

MATANUSA
MATANUSA
15 Agu, 2021 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

KARAWANG MATANUSA -

Mengenang sejarah dalam beberapa narasi peristiwa Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat, sosok Kapten Masrin sering disebut sebagai salah seorang pribumi yang memberikan peran penting dalam skema pengamanan dalam melindungi Sukarno beserta rombongan.

Wiwin Winara (64), putera Kapten Masrin, memaparkan jauh sebelum adanya peristiwa Rengasdengklok, Kapten Masrin telah merumuskam sebuah peta darurat Republik Indonesia (RI). “Di peta darurat RI itu dibuat oleh almarhum, Kapten Masrin, pada 14 Mei 1945 sampai 16 Agustus 1945,” ungkap Wiwin saat ditemui di makam Kapten Masrin, Kamis 12 Agustus 2021.

“Dalam keterangan peta itu digambarkan beberapa simbol batas kabupaten, sungai, irigasi, jalan raya provinsi, jalan kereta api besar dan kecil, jalan daerah, batas wilayah RI darurat serta simbol pertahanan,” ujar Wiwin menambahkan.

Menurut Wiwin, dalam ensiklopedia pada beberapa buku sejarah Peristiwa Rengasdengklok, tidak banyak penulis mengulas banyak tentang sosok Kapten Masrin. “Saya sempat baca beberapa buku sejarah, tidak banyak penulisnya mengulas sosok Kapten Masrin,” ucapnya.

Menurut Wiwin, kehadiran Kapten Masrin merupakan bagian utama dari perencanaan kaum muda untuk membawa Bung Karno beserta rombongan (Bung Hatta, Fatmawati, dan Guntur Muhammad Soekarnoputra) dalam pengamanan jelang proklamasi berkumandang.

“Kapten Masrin juga merupakan tentara PETA yang memang terdidik dengan baik, itu bisa terlihat dari profesionalnya almarhum, mengatur pengamanan dengan membuat peta untuk persiapan kedatangan Bung Karno ke Rengasdengklok. Tentunya, almarhum juga menjadi bagian terpenting dalam perencanaan kaum muda untuk menyegerakan proklamasi terjadi,” jelas Wiwin.

Perlu diketahui Wiwin pernah lama tinggal di Cicurug Sukabumi, di rumah kediaman Kapten R.Abed Sumedi (Pengawal Bung Karno). Letnan R.Abed Sumedi (Alm) masih kerabat dari Kapten Masrin. “Benar saya pernah lama tinggal semasa bujangan di Cicurug Sukabumi”, tukasnya.

Letnan R.Abed Sumedi (Alm) 
(Foto : dok.mnet)

Wiwin pun berkisah secara singkat tentang biografi Kapten Masrin atau Masrin Hasani atau Raden Masrin Hasan Muhammad. Masrin lahir di Desa Tangkil, Pisang Sambo, Rengasdengklok, pada Selasa 12 April 1919. Dia wafat pada Selasa 28 Desember 1971 di Bojong Rengasdengklok Selatan.

Aki Masrin, demikian panggilan beliau di lingkungan keluarga maupun di antara orang orang terdekatnya, serta masyarakat di Rengasdengklok. Aki Masrin semasa kecil dibesarkan di lingkungan keluarga yang sangat agamis, serta menimba ilmu agama dari ayahnya, Raden Hassan Muhammad, dan kakeknya, Raden H.Yassin Muhammad, yang saat itu menjadi pengasuh pengajian di Pisang Sambo Rengasdengklok.

Kakek beliau, Raden Yassin Muhammad, merupakan salah satu putra dari Raden Muhammad Zahidin yang merupakan putra tunggal dari Arif Muhammad, penyebar agama Islam dan Tumenggung di Cangkuang Garut. Arief Muhammad dahulunya seorang Tumenggung Mataram yang dikirim oleh Sultan Agung, untuk memimpin penyerangan ke Batavia yang kala itu dikuasai Belanda.
Arif Muhammad kembali dari Batavia dan menetap di Cangkuang, Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di Garut. “Sebenarnya nama lengkap Kapten Masrin itu Raden Masrin Muhammad,” kata Wiwin.

“Tapi memang almarhum dikenal orang dulu keturunan dari keluarga Raden Hassan Muhammad, jadi banyak orang menyematkan Hasani, hingga menjadi Masrin Hasani. Namun nama yang tertulis di batu nisan tidak tercantum, hanya tertulis Raden Masrin Muhammad,” tutur Wiwin.

Anugerah Tanda Jasa Pahlawan
Semasa hidupnya, Kapten Masrin menikah dengan Nourma Tahir, dan memiliki 11 orang anak. Pascakemerdekaan pernah menjabat sebagai Lurah di Bojong Rengasdengklok. Bukan hanya itu, pada 8 November 1958, Presiden Sukarno menganugerahkan tanda jasa pahlawan kepada Kapten Masrin.
“Ada banyak penghargaan terhadap almarhum setiap tahunnya, tapi yang paling saya kaget, itu penganugerahan tanda jasa pahlawan dari Presiden Sukarno, pada 8 November 1958,” ucap Wiwin.

Saat awak media membuka beberapa dokumen pribadinya, banyak berkas penghargaan yang diberikan oleh Menteri Pertahanan atas nama Djuanda, dan sebagian berkasnya lagi sudah tidak terawat. Adapun berkas tersebut, berupa hasil duplikasi, yang diakui oleh Wiwin, berkas aslinya sudah dibawa oleh pemerintah pusat untuk dirawat.
“Jadi berkas ini kebanyakan memang hasil fotokopi, karena yang aslinya sudah dibawa sama orang pusat, katanya untuk dirawat, dan dijaga,” ujar Wiwin.

Wiwin berharap pemerintah bisa memperhatikan kondisi lokasi jejak peristiwa jelang kemerdekaan RI di Rengasdengklok. “Miris, kalau melihat kondisi jejak sejarah yang begitu bernilai di Rengasdengklok ini, seakan diabaikan begitu saja, dari para pejuangnya, hingga keberadaan tempat yang menjadi saksi bisu jelang kemerdekaan. Seperti halnya kondisi bekas penurunan bendera Jepang atau kantor Kewedanaan, juga kondisi keluarga para pejuang,” kata Wiwin yang saat ini menjadi kuli perajin mebel kayu.


Sumber : detikNews.com/redaksi


Print Friendly and PDF

    
       BERITA INFORMASI RAKYAT

Kategori Karawang
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

hello pembaca matanusa




Stay Conneted

14,629 FansLike
1,381FollowersFollow
10,126SubscribersSubscribe

E-Paper

E-Paper

Featured Post

Cegah Penyebaran Aedes Aegypti, Pulau Bidadari di Fogging

Cegah Penyebaran Aedes Aegypti, Pulau Bidadari di Fogging

MATANUSA- Mei 18, 2022
Bawa Miras Oplosan, Empat Remaja Di Cicurug Digiring Polisi

Bawa Miras Oplosan, Empat Remaja Di Cicurug Digiring Polisi

April 22, 2022
Tingkatkan Kolaborasi dan Sinergi, HIPMI Peduli Jabar Salurkan Donasi di Bulan Suci 1443 H

Tingkatkan Kolaborasi dan Sinergi, HIPMI Peduli Jabar Salurkan Donasi di Bulan Suci 1443 H

April 22, 2022
Titik Kesehatan' Jalur Mudik, Kemenkes Siapkan 340 Pos

Titik Kesehatan' Jalur Mudik, Kemenkes Siapkan 340 Pos

April 21, 2022
Ujang Sopandi No Urut 4 Kembali Peroleh Suara Tertinggi, Dalam Pilkades Pondokaso Landeuh

Ujang Sopandi No Urut 4 Kembali Peroleh Suara Tertinggi, Dalam Pilkades Pondokaso Landeuh

Mei 08, 2022
LASKAR CAHAYA TIMUR INDONESIA Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H. "Maaf Lahir Dan Bathin ". Ketua Umum LCT-Indonesia DADANG KARTAWIJAYA ,Ketua DPD JABAR D.Soeryadarma,SM
Matanusa.net

About Us

matanusa.net adalah perusahaan media, dalam memberikan informasi pemberitaan dalam pembangunan, edukatif dan bisnis, bermasyarakat, berimbang

Ikuti Kami

Copyright © 2017 - 2022 Matanusa.net All Rights Reserved
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Ramah Anak
  • Kode Etik Jurnalistik